Selasa, 09 April 2013

RPL tentang Model Waterfall



BAB I
PENDAHULUAN


A.   Latar Belakang
Yang melatar belakangi pembuatan makalah ini yaitu merupakan salah satu pemenuhan atau kewajiban sebagai mahasiswa untuk mengerjakan tugas dari dosen mata kuliah yang bersangkautan.

Selain itu juga pembuatan makalah ini di latar belakangi atas dasar kemauan untuk tahu terhadap mata kuliah rekayasa perangkat lunak, khususnya mengenai Pemodelan Waterfall.

B.  Tujuan
Tujuan dari tugas ini adalah wujud dari keingin tahuan kami sebagai mahasiswa terhadap salah satu mata kuliah Analisis Perancangan. Selain itu bertujuan kami membuat makalah ini karena ingin menerapkan atau memberikan contoh – contoh sederhana untuk memperjelas Proses dalam Pengembangan Model waterfall.

C.  Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang kami angkat ini adalah mengkaji tentang pemodelan software dengan model Waterfall dan bagai mana tahap-tahap dalam menggunakan model waterfall.

D.  Manfaat Penulisan
1.    Menambah referensi tentang Analisis Perancangan.
2.    Memperdalam wawasan tentang sistem Model Waterfall.











BAB II
PEMBAHASAN


1.    Sejarah model waterfall
Nama model ini sebenarnya adalah “Linear Sequential Model”. Model ini sering disebut dengan “classic life cycle” atau model waterfall. Model ini pertama kali yang diperkenalkan oleh Winston Royce sekitar tahun 1970 sehingga sering dianggap kuno, tetapi merupakan model yang paling banyak dipakai didalam Software Engineering (SE). Model ini melakukan pendekatan secara sistematis dan berurutan. Disebut dengan waterfall karena tahap demi tahap yang dilalui harus menunggu selesainya tahap sebelumnya dan berjalan berurutan.

2.    Pengertian
a.      Waterfall
Waterfall atau AIR terjun adalah model yang dikembangkan untuk pengembangan perangkat lunak, membuat perangkat lunak. model berkembang secara sistematis dari satu tahap ke tahap lain dalam mode seperti air terjun.
Model ini mengusulkan sebuah pendekatan kepada pengembangan software yang sistematikdan sekuensial yang mulai dari tingkat kemajuan sistem pada seluruh analisis, desain, kode, pengujian dan pemeliharaan. Model ini melingkupi aktivitas-aktivitas sebgai berikut : rekayasa dan pemodelan sistem informasi, analisis kebutuhan, desain, koding, mengujian dan pemeliharaan.
Model pengembangan ini bersifat linear dari tahap awal pengembangan system yaitu tahap perencanaan sampai tahap akhir pengembangan system yaitu tahap pemeliharaan. Tahapan berikutnya tidak akan dilaksanakan sebelum tahapan sebelumnya selesai dilaksanakan dan tidak bisa kembali atau mengulang ke tahap sebelumnya.

3.     Tahapan atau fase model waterfall
Ini adalah gambar tahapan atau fase yang paling umum tentang model waterfall

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEibAkeEwLXnk1hoyimYdqoxl45vEJSbj9hDXuRuFj8qwR9IkTF8_a2zOt8pvdGM39IRP3sGgilQAMtnEyvJKsazQj61_81oAHq1gx-g5n6zQPedQwCXmmyDkpLFPHAx7ZnNSx-CAhQH3U8/s1600/komp27g1.gif
 Akan tetapi Roger S. Pressman memecah model ini menjadi 6 tahapan meskipun secara garis besar sama dengan tahapan-tahapan model waterfall pada umumnya. Berikut adalah Gambar dan penjelasan dari tahap-tahap yang dilakukan di dalam model ini menurut Pressman:

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiZ_7ZLnj7O5tSHAF3ktKBOvclsRIOkSXIRLB5qWBkJo_G1QiFnjKyR_q4DD-JVDeGyAsRZvz4KJa9HHxmwajl2enQ-58t7RT3O6DmjMepjE81SPjq6abtfkRYvvN7DNPbN9j9H0NqPxI8/s1600/image003.jpg

1)   System / Information Engineering and Modeling. Permodelan ini diawali dengan mencari kebutuhan dari keseluruhan sistem yang akan diaplikasikan ke dalam bentuk software. Hal ini sangat penting, mengingat software harus dapat berinteraksi dengan elemen-elemen yang lain seperti hardware, database, dsb. Tahap ini sering disebut dengan Project Definition.

2)    Software Requirements Analysis. Proses pencarian kebutuhan diintensifkan dan difokuskan pada software. Untuk mengetahui sifat dari program yang akan dibuat, maka para software engineer harus mengerti tentang domain informasi dari software, misalnya fungsi yang dibutuhkan, user interface, dsb. Dari 2 aktivitas tersebut (pencarian kebutuhan sistem dan software) harus didokumentasikan dan ditunjukkan kepada pelanggan.

3)   Design. Proses ini digunakan untuk mengubah kebutuhan-kebutuhan diatas menjadi representasi ke dalam bentuk “blueprint” software sebelum coding dimulai. Desain harus dapat mengimplementasikan kebutuhan yang telah disebutkan pada tahap sebelumnya. Seperti 2 aktivitas sebelumnya, maka proses ini juga harus didokumentasikan sebagai konfigurasi dari software.

4)   Coding. Untuk dapat dimengerti oleh mesin, dalam hal ini adalah komputer, maka desain tadi harus diubah bentuknya menjadi bentuk yang dapat dimengerti oleh mesin, yaitu ke dalam bahasa pemrograman melalui proses coding. Tahap ini merupakan implementasi dari tahap design yang secara teknis nantinya dikerjakan oleh programmer.

5)   Testing / Verification. Sesuatu yang dibuat haruslah diujicobakan. Demikian juga dengan software. Semua fungsi-fungsi software harus diujicobakan, agar software bebas dari error, dan hasilnya harus benar-benar sesuai dengan kebutuhan yang sudah didefinisikan sebelumnya.

6)   Maintenance. Pemeliharaan suatu software diperlukan, termasuk di dalamnya adalah pengembangan, karena software yang dibuat tidak selamanya hanya seperti itu. Ketika dijalankan mungkin saja masih ada errors kecil yang tidak ditemukan sebelumnya, atau ada penambahan fitur-fitur yang belum ada pada software tersebut. Pengembangan diperlukan ketika adanya perubahan dari eksternal perusahaan seperti ketika ada pergantian sistem operasi, atau perangkat lainnya.


4.     Karakteristik
Dalam model ini terdapat beberapa sifat-sifat yang menojol dan cenderung menjadi permasalahan pada model waterfall.

1)   Ketika problem muncul, maka proses berhenti karena tidak dapat menuju ke tahapan     selanjutnya. Apabila terdapat kemungkinan problem tersebut muncul akibat kesalahan dari tahapan sebelumnya, maka proses harus membenahi tahapan sebelumnya agar problem ini tidak muncul.

2)   Karena pendekatannya secara sequential, maka setiap tahap harus menunggu hasil dari tahap sebelumnya. Hal itu tentu membuang waktu yang cukup lama, artinya bagian lain tidak dapat mengerjakan hal lain selain hanya menunggu hasil dari tahap sebelumnya.

5.     Mengapa model ini sangat populer?
Selain karena pengaplikasian menggunakan model ini mudah, kelebihan dari model ini adalah ketika semua kebutuhan sistem dapat didefinisikan secara utuh, eksplisit, dan benar di awal project, maka SE dapat berjalan dengan baik dan tanpa masalah. Meskipun seringkali kebutuhan sistem tidak dapat didefinisikan seeksplisit yang diinginkan, tetapi paling tidak, problem pada kebutuhan sistem di awal project lebih ekonomis dalam hal uang (lebih murah), usaha, dan waktu yang terbuang lebih sedikit jika dibandingkan problem yang muncul pada tahap-tahap selanjutnya.
Meskipun demikian, karena model ini melakukan pendekatan secara urut / sequential, maka ketika suatu tahap terhambat, tahap selanjutnya tidak dapat dikerjakan dengan baik dan itu menjadi salah satu kekurangan dari model ini.


6.    Kapan model waterfall di gunakan?????
 Salah satu model tradisional dan mudah yang tahapannya mengalir satu arah seperti air terjun adalah Waterfall Model atau Linear Sequential Model. Pertanyaannya, kapan sebaiknya model tersebut digunakan?

Teori-teori lama menyimpulkan ada beberapa hal, yaitu:
1)      Ketika semua persyaratan sudah dipahami dengan baik di awal pengembangan.
2)      Definisi produk stabil dan tidak ada perubahan saat pengembangan untuk alasan apapun seperti perubahan eksternal, perubahan tujuan, perubahan anggaran atau perubahan teknologi. Untuk itu, teknologi yang digunakan pun harus sudah dipahami dengan baik.
3)      Menghasilkan produk baru, atau versi baru dari produk yang sudah ada. Sebenarnya, jika menghasilkan versi baru maka sudah masuk incremental development, yang setiap tahapnya sama dengan Waterfall kemudian diulang-ulang.
4)      Porting produk yang sudah ada ke dalam platform baru.
Dengan demikian, Waterfall dianggap pendekatan yang lebih cocok digunakan untuk proyek  pembuatan sistem baru. Tetapi salah satu kelemahan paling dasar adalah menyamakan pengembangan perangkat keras dengan perangkat lunak dengan meniadakan perubahan saat pengembangan. Padahal, galat diketahui saat perangkat lunak dijalankan, dan perubahan-perubahan akan sering terjadi.

7.     Tahap Pengembangan Waterfal
Tahap – tahap pengembangan waterfall model adalah :
1)      Analisis dan definisi persyaratan Pelayanan, batasan, dan tujuan sistem ditentukan melalui konsultasi dengan user.
2)      Perancangan sistem dan perangkat lunak Kegiatan ini menentukan arsitektur sistem secara keseluruhan.
3)      Implementasi dan pengujian unit Perancangan perangkat lunak direalisasikan sebagai serangkaian program.
4)      Integrasi dan pengujian sistem Unit program diintegrasikan atau diuji sebagai sistem yang lengkap untuk menjamin bahwa persyaratan sitem telah terpenuhi
5)      Operasi dan pemeliharaan Merupakan fase siklus yang paling lama. Sistem diinstall dan dipakai. Perbaikan mencakup koreksi dari berbagai error, perbaikan dan implementasi unit sistem dan pelayanan sistem.



8.    Keuntungan dari Model Waterfall
1)      Merupakan model pengembangan paling handal dan paling lama digunakan.
2)      Cocok untuk system software berskala besar.
3)       Cocok untuk system software yang bersifat generic.
4)       Pengerjaan project system akan terjadwal dengan baik dan mudah dikontrol

9.     Kelemahan Waterfall
1)   Waktu pengembangan lama. hal ini dikarenakan input tahap berikutnya adalah output dari tahap sebelumnya. Jika satu tahap waktunya molor, maka waktu keseluruhan pengembangan juga ikut molor.
2)   Biaya juga mahal, hal ini juga dikarenakan waktu pengembangan yang lama
3)   Terkadang perangkat lunak yang dihasilkan tidak akan digunakan karena sudah tidak sesuai dengan requirement bisnis customer. hal ini juga dikarenakan waktu pengembangan yang lama. selain itu dikarenakan waterfall merupakan aliran yang linear, sehingga jika requirement berubah proses tidak dapat diulang lagi.
4)   Karena tahap-tahapan pada waterfall tidak dapat berulang, maka model ini tidak cocok untuk pemodelan pengembangan sebuah proyek yang memiliki kompleksitas tinggi.
5)    Meskipun waterfall memiliki banyak kelemahan yang dinilai cukup fatal, namun model ini merupakan dasar bagi model-model lain yang dikembangkan setelahnya.




















BAB III
PENUTUP

A.   Kesimpulan
Perkembangan dunia industri teknologi di dunia semakin pesat, hal ini menjadikan persaingan setiap perusahaan semakin kuat pula. Jika di hubungkan dengan pemodelan analisis perangkat lunak terletak pada jenis pemodelannya, karena pada dasarnya pemodelan analisis bermacam-macam. Hal inilah yang di manfaatkan oleh perusahaan perangkat lunak atau pembuatan software.

B.  Kritik dan saran
Sekiranya makalah ini dapat menjadikan acuan teman-teman untuk bisa bersaing dalam membuat software agar mendapatkan jenis analisis yang tepat dan sesuai permintaan konsumen. Walau kami sadari bahwa makalah kami tidak sempurna, maka dari itu kami sangat mengharapkan masukan atau saran yang dapat membangun, agar dapat menjadi acuan dan motivasi makalah kami berikutnya.
















DAFTAR PUSTAKA


1 komentar: