BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Yang
melatar belakangi pembuatan makalah ini yaitu merupakan salah satu pemenuhan
atau kewajiban sebagai mahasiswa untuk mengerjakan tugas dari dosen mata kuliah
yang bersangkautan.
Selain itu juga pembuatan makalah ini di latar
belakangi atas dasar kemauan untuk tahu terhadap mata kuliah rekayasa perangkat
lunak, khususnya mengenai Pemodelan Waterfall.
B.
Tujuan
Tujuan dari tugas ini adalah wujud dari keingin
tahuan kami sebagai mahasiswa terhadap salah satu mata kuliah Analisis
Perancangan. Selain itu bertujuan kami membuat makalah ini karena ingin
menerapkan atau memberikan contoh – contoh sederhana untuk memperjelas Proses
dalam Pengembangan Model waterfall.
C.
Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang kami angkat ini adalah
mengkaji tentang pemodelan software dengan model Waterfall dan bagai mana
tahap-tahap dalam menggunakan model waterfall.
D.
Manfaat Penulisan
1.
Menambah referensi tentang
Analisis Perancangan.
2.
Memperdalam wawasan tentang sistem Model Waterfall.
BAB II
PEMBAHASAN
1.
Sejarah
model waterfall
Nama model ini sebenarnya adalah “Linear Sequential
Model”. Model ini sering disebut dengan “classic life cycle” atau model
waterfall. Model ini pertama kali yang diperkenalkan oleh Winston Royce sekitar
tahun 1970 sehingga sering dianggap kuno, tetapi merupakan model yang paling
banyak dipakai didalam Software Engineering (SE). Model ini melakukan
pendekatan secara sistematis dan berurutan. Disebut dengan waterfall
karena tahap demi tahap yang dilalui harus menunggu selesainya tahap sebelumnya
dan berjalan berurutan.
2.
Pengertian
a.
Waterfall
Waterfall atau AIR terjun adalah model yang
dikembangkan untuk pengembangan perangkat lunak, membuat perangkat
lunak. model berkembang secara sistematis dari satu tahap ke tahap lain
dalam mode seperti air terjun.
Model ini mengusulkan sebuah pendekatan kepada
pengembangan software yang sistematikdan sekuensial yang mulai dari tingkat
kemajuan sistem pada seluruh analisis, desain, kode, pengujian dan
pemeliharaan. Model ini melingkupi aktivitas-aktivitas sebgai berikut :
rekayasa dan pemodelan sistem informasi, analisis kebutuhan, desain, koding,
mengujian dan pemeliharaan.
Model pengembangan ini bersifat linear dari tahap
awal pengembangan system yaitu tahap perencanaan sampai tahap akhir
pengembangan system yaitu tahap pemeliharaan. Tahapan berikutnya tidak akan
dilaksanakan sebelum tahapan sebelumnya selesai dilaksanakan dan tidak bisa
kembali atau mengulang ke tahap sebelumnya.
3.
Tahapan
atau fase model waterfall
Ini adalah gambar tahapan atau fase yang paling
umum tentang model waterfall
Akan tetapi Roger S. Pressman memecah model
ini menjadi 6 tahapan meskipun secara garis besar sama dengan tahapan-tahapan
model waterfall pada umumnya. Berikut adalah Gambar dan penjelasan dari
tahap-tahap yang dilakukan di dalam model ini menurut Pressman:
1)
System / Information
Engineering and Modeling. Permodelan ini diawali
dengan mencari kebutuhan dari keseluruhan sistem yang akan diaplikasikan ke
dalam bentuk software. Hal ini sangat penting, mengingat software harus dapat
berinteraksi dengan elemen-elemen yang lain seperti hardware, database, dsb.
Tahap ini sering disebut dengan Project Definition.
2)
Software Requirements Analysis. Proses pencarian kebutuhan
diintensifkan dan difokuskan pada software. Untuk mengetahui sifat dari program
yang akan dibuat, maka para software engineer harus mengerti tentang domain
informasi dari software, misalnya fungsi yang dibutuhkan, user interface, dsb.
Dari 2 aktivitas tersebut (pencarian kebutuhan sistem dan software) harus
didokumentasikan dan ditunjukkan kepada pelanggan.
3)
Design. Proses ini digunakan untuk mengubah
kebutuhan-kebutuhan diatas menjadi representasi ke dalam bentuk “blueprint”
software sebelum coding dimulai. Desain harus dapat mengimplementasikan
kebutuhan yang telah disebutkan pada tahap sebelumnya. Seperti 2 aktivitas
sebelumnya, maka proses ini juga harus didokumentasikan sebagai konfigurasi
dari software.
4)
Coding. Untuk dapat dimengerti oleh mesin, dalam hal ini
adalah komputer, maka desain tadi harus diubah bentuknya menjadi bentuk yang
dapat dimengerti oleh mesin, yaitu ke dalam bahasa pemrograman melalui proses
coding. Tahap ini merupakan implementasi dari tahap design yang secara teknis
nantinya dikerjakan oleh programmer.
5)
Testing / Verification. Sesuatu yang dibuat haruslah
diujicobakan. Demikian juga dengan software. Semua fungsi-fungsi software harus
diujicobakan, agar software bebas dari error, dan hasilnya harus benar-benar
sesuai dengan kebutuhan yang sudah didefinisikan sebelumnya.
6)
Maintenance. Pemeliharaan suatu software diperlukan, termasuk
di dalamnya adalah pengembangan, karena software yang dibuat tidak selamanya
hanya seperti itu. Ketika dijalankan mungkin saja masih ada errors kecil yang
tidak ditemukan sebelumnya, atau ada penambahan fitur-fitur yang belum ada pada
software tersebut. Pengembangan diperlukan ketika adanya perubahan dari
eksternal perusahaan seperti ketika ada pergantian sistem operasi, atau
perangkat lainnya.
4. Karakteristik
Dalam model ini terdapat
beberapa sifat-sifat yang menojol dan cenderung menjadi permasalahan pada model
waterfall.
1)
Ketika problem muncul, maka proses berhenti
karena tidak dapat menuju ke tahapan selanjutnya. Apabila terdapat kemungkinan problem
tersebut muncul akibat kesalahan dari tahapan sebelumnya, maka proses harus
membenahi tahapan sebelumnya agar problem ini tidak muncul.
2)
Karena pendekatannya secara sequential, maka
setiap tahap harus menunggu hasil dari tahap sebelumnya. Hal itu tentu membuang
waktu yang cukup lama, artinya bagian lain tidak dapat mengerjakan hal lain
selain hanya menunggu hasil dari tahap sebelumnya.
5.
Mengapa
model ini sangat populer?
Selain karena pengaplikasian menggunakan model ini
mudah, kelebihan dari model ini adalah ketika semua kebutuhan sistem dapat
didefinisikan secara utuh, eksplisit, dan benar di awal project, maka SE dapat
berjalan dengan baik dan tanpa masalah. Meskipun seringkali kebutuhan sistem
tidak dapat didefinisikan seeksplisit yang diinginkan, tetapi paling tidak,
problem pada kebutuhan sistem di awal project lebih ekonomis dalam hal uang
(lebih murah), usaha, dan waktu yang terbuang lebih sedikit jika dibandingkan
problem yang muncul pada tahap-tahap selanjutnya.
Meskipun demikian, karena model ini melakukan
pendekatan secara urut / sequential, maka ketika suatu tahap terhambat, tahap
selanjutnya tidak dapat dikerjakan dengan baik dan itu menjadi salah satu
kekurangan dari model ini.
6.
Kapan model
waterfall di gunakan?????
Salah satu model tradisional dan mudah yang
tahapannya mengalir satu arah seperti air terjun adalah Waterfall Model atau
Linear Sequential Model. Pertanyaannya, kapan sebaiknya model tersebut
digunakan?
Teori-teori lama menyimpulkan ada beberapa hal, yaitu:
1)
Ketika semua persyaratan sudah dipahami dengan baik
di awal pengembangan.
2)
Definisi produk stabil dan
tidak ada perubahan saat pengembangan untuk alasan apapun seperti perubahan
eksternal, perubahan tujuan, perubahan anggaran atau perubahan teknologi. Untuk
itu, teknologi yang digunakan pun harus sudah dipahami dengan baik.
3)
Menghasilkan produk baru, atau
versi baru dari produk yang sudah ada. Sebenarnya, jika menghasilkan versi baru
maka sudah masuk incremental
development, yang setiap tahapnya sama
dengan Waterfall kemudian diulang-ulang.
4)
Porting produk yang sudah ada ke dalam platform baru.
Dengan
demikian, Waterfall dianggap pendekatan yang lebih cocok digunakan untuk proyek
pembuatan sistem baru. Tetapi salah satu kelemahan paling dasar adalah
menyamakan pengembangan perangkat keras dengan perangkat lunak dengan
meniadakan perubahan saat pengembangan. Padahal, galat diketahui saat perangkat
lunak dijalankan, dan perubahan-perubahan akan sering terjadi.
7. Tahap Pengembangan
Waterfal
Tahap – tahap pengembangan waterfall model adalah :
1) Analisis dan definisi
persyaratan Pelayanan, batasan, dan tujuan sistem ditentukan melalui
konsultasi dengan user.
2)
Perancangan sistem dan perangkat lunak Kegiatan ini menentukan
arsitektur sistem secara keseluruhan.
3)
Implementasi dan pengujian unit Perancangan perangkat lunak
direalisasikan sebagai serangkaian program.
4)
Integrasi dan pengujian sistem Unit program
diintegrasikan atau diuji sebagai sistem yang lengkap untuk menjamin bahwa
persyaratan sitem telah terpenuhi
5)
Operasi dan pemeliharaan Merupakan fase siklus yang
paling lama. Sistem diinstall dan dipakai. Perbaikan mencakup koreksi dari
berbagai error, perbaikan dan implementasi unit sistem dan pelayanan sistem.
8. Keuntungan dari Model
Waterfall
1)
Merupakan model pengembangan paling handal dan
paling lama digunakan.
2)
Cocok untuk system software berskala besar.
3)
Cocok untuk system software yang bersifat generic.
4)
Pengerjaan project system akan terjadwal dengan
baik dan mudah dikontrol
9. Kelemahan
Waterfall
1)
Waktu pengembangan lama. hal
ini dikarenakan input tahap berikutnya adalah output dari tahap sebelumnya.
Jika satu tahap waktunya molor, maka waktu keseluruhan pengembangan juga ikut
molor.
2)
Biaya juga mahal, hal ini juga dikarenakan waktu
pengembangan yang lama
3)
Terkadang perangkat lunak yang dihasilkan tidak
akan digunakan karena sudah tidak sesuai dengan requirement bisnis customer.
hal ini juga dikarenakan waktu pengembangan yang lama. selain itu dikarenakan
waterfall merupakan aliran yang linear, sehingga jika requirement berubah
proses tidak dapat diulang lagi.
4)
Karena tahap-tahapan pada waterfall tidak dapat
berulang, maka model ini tidak cocok untuk pemodelan pengembangan sebuah proyek
yang memiliki kompleksitas tinggi.
5)
Meskipun waterfall memiliki banyak kelemahan yang
dinilai cukup fatal, namun model ini merupakan dasar bagi model-model lain yang
dikembangkan setelahnya.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Perkembangan dunia industri teknologi di dunia
semakin pesat, hal ini menjadikan persaingan setiap perusahaan semakin kuat
pula. Jika di hubungkan dengan pemodelan analisis perangkat lunak terletak pada
jenis pemodelannya, karena pada dasarnya pemodelan analisis bermacam-macam. Hal
inilah yang di manfaatkan oleh perusahaan perangkat lunak atau pembuatan
software.
B.
Kritik dan saran
Sekiranya makalah ini dapat menjadikan acuan
teman-teman untuk bisa bersaing dalam membuat software agar mendapatkan jenis
analisis yang tepat dan sesuai permintaan konsumen. Walau kami sadari bahwa
makalah kami tidak sempurna, maka dari itu kami sangat mengharapkan masukan
atau saran yang dapat membangun, agar dapat menjadi acuan dan motivasi makalah
kami berikutnya.
DAFTAR PUSTAKA
materinya sangat baik, terimakasih untuk penjelasannya
BalasHapusMy blog